Blogroll

JUNJUNG TINGGI SPORTIVITAS DALAM LOMBA


Korwas TK/SD Dente Teladas, Bpk. Purwadi dalam kegiatan lomba PAI di SDN Pendowo Asri, 2012


_(Februari, 2014)_Mafhum kita ketahui bersama bahwa dalam semua gelaran lomba dalam rangka apapun judulnya, maka menjadi hal yang manusiawi jika yang menjadi pemenang itu adalah orang-orang (siswa) yang memang kita harapkan menjadi pemenangnya. Contoh orang-orang tersebut adalah anak didik kita dan lebih khusus lagi adalah anak yang memang dibawah bimbingan kita.

Tidaklah salah dan juga tidaklah keliru, karena sekali lagi diawal topik ini kita membatasinya sebagai hal yang manusiawi. Lalu problem akan datang manakala disatu sisi kita sebagai manusia biasa pasti menginginkan bahwa anak didik kitalah yang akan menjadi salah satu dari 3 pemenangnya. Namun disisi lain kita adalah WASIT-nya!, yang kita tahu bahwa WASIT adalah juru pengadil di atas lapangan apapun. Lantas manakah yang akan kita utamakan?, Sebagai manusia biasakah atau sebagai wasit dengan sejuta amanah kejujuran yang tertuang ke dalam hatinya. Ketika pertanyaan itu datang pasti jawaban yang akan muncul secara aklamasi adalah  KEJUJURAN!. (InsyaAllah). Dan pertanyaan yang akan muncul berikutnya adalah YAKINKAH kita???

Di jaman yang  mulai kita rasakan mulai menjauh dari peradaban tulus, ikhlas dan jujur (ini hanya pendapat saya), kita mulai tidak begitu yakin bahwa KEJUJURAN itu akan ditegakkan. Tetapi kita masih tetap bisa yakin bahwa ditegah-tengah "ketidakjujuran" itu, kita masih mampu dan bisa untuk menegakkan kejujuran itu sendiri, asalkan kita yakin bahwa kita bisa dan mampu.

Lalu siapakah sosok yang mampu menjadi PENGADIL yang adil dalam gelaran-gelaran lomba itu?. kita tidak bisa menjawabnya dengan sempurna, karena ketika kita menilai diri kita, kita yakin kita tidak akan menjadi jawaban atas pertanyaan tersebut. Pun ketika kita diminta untuk memilih sosok dari sosok-sosok yang ada, kita juga belum tentu akan memilih jawaban yang sempurna.

Kita sadar, bahwa dalam momen-momen tersebut untuk memilih sosok yang tepat untuk menjadi wasit, bukanlah perkara yang mudah semudah membalikkan telapak tangan. Tapi bukan berarti kita tidak bisa memilih dan menentukan ataupun menjadi jawabannya. Karena yang terpenting dalam kondisi seperti ini kita yakin bahwa ini adalah amanah yang besar yang pertanggungjawabannya tidak hanya kepada siswa, guru ataupun wali murid, akan tetapi lebih dari itu. Karena pertanggungjawaban terbesar kita adalah kepada Allah, Tuhan semesta alam. Tatkala kita menyandarkan ini sebagai amanah besar dari-Nya, maka insyaAllah segala kejujuran yang kita harapkan bukan menjadi perkara yang mustahil untuk diwujudkan.i

Dan terakhir, manakala sandaran yang kita pilih sudah tepat, maka insyaAllah tidak akan muncul segal bentuk kecurangan yang terjadi didalam lomba. Memberikan arahan kepada peserta baik diluar ataupun didalam ruangan (apalagi sampai mendampingi..:=)), memanipulasi nilai, tendensi yang sudah dimunculkan dari awal, kesepakatan antar juri yang tidak objektif dan segala bentuk kecurangan yang lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu, insyAllah tidak akan muncul.

Amiiin.....

0 Tanggapan: